Anak
aktif cenderung memiliki lebih banyak energi. Anak aktif akan merasa
sulit dan frustrasi jika ia harus duduk lama tanpa melakukan aktivitas
apapun. Oleh karena itu, ia memerlukan suatu kegiatan beserta aturan
permainan yang jelas. Sebab, apabila kegiatan yang ia lakukan tanpa ada
rencana dan aturan terlebih dahulu. Maka, ia akan lepas kendali dan
tanpa pikir panjang ia melakukan apa saja yang ia sukai. Dan, mungkin
akan terjadi suatu masalah.
Ada beberapa upaya memotivasi anak
aktif agar bersikap kooperatif. Yaitu, tempatkanlah dia paling depan
atau mintalah ia untuk memimpin sesuatu. Buatlah rencana kerangka
kegiatan beserta aturannya sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan
demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa
membawanya ke suatu masalah (John Gray, Ph.D, 2004).
Hal lain yang
perlu orangtua ketahui dari anak aktif adalah ia sangat perlu merasakan
bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk
menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas
seperti membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan
kepadanya bahwa orangtua percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan
baik. Pada umumnya, anak aktif jika diberi kepercayaan ia akan mampu
melakukannya dengan baik dan bertanggung jawab. Sebab, anak aktif senang
mendapatkan prestasi dan memecahkan rekornya sendiri.
Jika anak
berhasil menjalankan suatu kegiatan dengan baik maka janganlah lupa
orangtua memberikan pengakuan atas prestasi atau kesuksesannya tersebut.
Namun, apabila ia berbuat salah maka maafkanlah ia. Sebab, anak aktif
sangat membutuhkan maaf atas kesalahannya. Orangtua perlu memahami dan
mempersiapkan ’mental’ bahwa anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan
lebih banyak melakukan kesalahan. Anak aktif pada umumnya belajar
tentang dirinya dari kesalahan.
Lebih baik memberi label anak aktif
daripada anak nakal. Karena pemberian label anak nakal terdengar sangat
negatif dan memojokan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar