Model Kepribadian Sehat
Konsep
Manusia Sehat dan Pandangan Beberapa Tokoh tentang Kepribadian yang Sehat
(Kesehatan Mental)
Secara sederhana gangguan kesehatan
mental dapat didefenisikan sebagai suatu “gangguan” atau penyakit yang
menghalangi individu hidup sehat seperti yang diinginkan oleh individu tersebut
dan orang lain.
Pengetian normal menurut Offer dan
Sabsiro
1. Tidak ada gangguan atau
kesakitan.
2. Keadaan ideal atau gangguan
mental yang positif
3. Normal sebagai rata-rata
pengetahuan statistic
4. Diterima secara social
5. Proses berlangsungnya sangat
wajar
Manusia yang sehat mental adalah
manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat
menguasai kekalutan mental sebagai akibat daritekanan-tekanan perasaan.
ü Manusia yang
sehat adalah yang memiliki harapan hidup optimis.
ü Manusia yang
sehat mental adalah manusia yang mampu memamfaatkan segala potensi, kapasitas,
kreativitas, energy dan dorongan dalam diri.
ü Efesiensi
mental: Menggunakan kapasitas-kapasitas untuk mencapai tujuan hidup sebaik
mungkin.
ü Manusia
sehat mental adalah manusia yang memamfaatkan kapasitas-kapasitas secara
efektif.
Defenisi sehat beberapa Tokoh
Psikologi:
ü Kepribadian
sehat adalah yang memiliki orientasi produktif (Fromm)
ü Manusia
sehat adalah manusia yang mencapai kematangan (Allport)
ü Manusia
sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai
kebahagiaan (Maslow)
ü Manusia
sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney)
Pribadi normal dengan mental yang
sehat akan bertingkah laku adekuat dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
ü Sikap hidup
individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola
hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial
yang memuaskan.
ü Pribadi yang
norma dengan mental sehat = integritas jasmani-rohani
Princples of Abnormal Psychology
(Maslow – Mattelmen)
1. Memiliki rasa aman
2. Memiliki penilaian diri
3. Memiliki sense of emotional spontaneity
4. Realistic
5. Memiliki dorongan jamani yang
positif
6. Mempunyai pengetahuan diri
7. Mempunyai tujuan hidup
8. Mampu belajar dari pengalaman
9. Konform dengan social
(lingkungan)
10. Memiliki rasa
kebersamaan/emansipasi namun tetap memiliki originalitas yang khas
11. Memiliki integritas sehat antara
fisik dan psikis.
Pribadi normal dengan mental yang
sehat selalu memperlihatkan reaksi-reaksipersonal yang tepat terhadap stimulasi
eksternal (manusia makhluk sosial)
ü
Normalitas dan kesehatan mental
ditandai:
1. Integrasi
kejiwaan
2.
Kesesuaian antara tingkah laku sndiri dengan tingkah laku social.
3. Adanya
kesanggupan melaksanakan tugas-tugas hidup dan tanggungjawab social.
4. Efesiensi
dalammenanggapi realitas hidup
ü
Biasanya penderita yang tidak sehat
mentalnya individu yang tidak mampu atau sengaja tidak mau memikul
tanggungjawab kedewasaan.
ü
Kehidupan masyarakat modern yang
mengutamakan “Individualism, materialism, hedonism, comersialism, dan
competitive yang menyebabkan individu mengalami ketegangan dan stress”.
ü
Semakin pesatnyaarus urbanisasi,
pembangunan, industialisasi sehingga menyebabkan masayarakat menjadi kompleks.
Rawan frustasi dan konflik.
ü
Krisi kebudayaan dan krisis ideology
menyebakan perilaku mausia banyak mengalami penyimpangan.
ü Ketegangan
batin akan mengakibatkan rasa permusuhan, agresivitas meningkat dan
temperamental, rasa rendah diri, ketakutan dan kecemasan kronik = gangguan
emosional dan sakit mental.
Perubahan social dan masa transisi
yang penuh gejolak karena krisis moral saat ini terjadi di Indonesia, sehingga
perlu tindakan preventif untuk mencegah timblnya gangguan mental pada
masyarakat.
PANDANGAN
BEBERAPA TOKOH PSIKOLOGI MENGENAI KONSEP MANUSIA SEHAT DAN SEHAT MENTAL.
A. Allport
Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak
mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu
tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan. Menurut Allport peranan orang
tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat
kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan
diri akan meluas. Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi
tidak aman, agresif, penuh tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya
berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan masa
kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan suatu
bentuk sakit jiwa.
Karakteristik Kepribadian yang Sehat
Menurut Allport
a. Memiliki kebutuhan yang terus
menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
b. Tidak menyukai hal-hal yang rutin
dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c. Mengambil risiko, berspekulasidan
menyelidiki hal-hal baru.
d. Aktivitas yang menghasilkan
ketegangan.
e. Melalui tantangan dan pengalaman
baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f. Pribadi sehat berfungsi secara
sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat
mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g. Pribadi yang matang tidak
dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h. Kebahagiaanbukan suatu tujuan
hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar
inspirasi dan tujuan hidupnya.
i. Kepribadian yang sehat “prinsip
penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency.
j. Proprium “Self” =
Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.
Bagaimana Kepribadian yang Sehat??
a) Perluasan Perasaan Diri.
Orang yang matang adalah mereka yang
mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi
dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ”
partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang
penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas yang dimaksud oleh
Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan kemampuan, dan membuat
kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang berbanding lurus dengan
peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua, teman, dan anak . Terdapat
perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat.
Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka
untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang
sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang
lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c) Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala kelemahan dan
kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu hidup dengan
segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik dengan diri
sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima
emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka juga mampu
mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas
lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang
sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan,
melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
d) Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia
mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai bahwa orang di luar dirinya
dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka
pribadi terhadap realitas
e) Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport orang yang sehat
tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen pada orang
sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada kesanggupan menenggelamkan
semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan ketika terbenam dalam
pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan
psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan
melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
f) Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara
obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada
kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification)
tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan
mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang
yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat
pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang
seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan
bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas
daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan
melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka
panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness),
dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis.
Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta
memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
B. Carl Rogers
Orang yang sehat menurut Rogers
adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi
diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu
proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang
sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak akan pnerimaan dan cinta kasih
(ibu).
a) Terdapat tiga gambaran umum
aktualisasi diri
1. Aktualisasi diri bukanlah
merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2. Aktualisasi diri merupakan proses
yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk
menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri
tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek
dari aktualisasi diri ini.
3. Orang yang mengaktualisasikan
diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik
topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b) Di samping ketiga hal umum
tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri adalah sebagai
berikut:
1. Terbuka pada pengalaman
Orang yang tidak mengembangkan
penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap yang terbuka pada
pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga dimanfaatkan untuk
mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang
demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun
negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya,
aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia
terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan beperasangka dan mudah
menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa
yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri
terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme
orang sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri
akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada,
bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya secara keseluruhan, baik sadar
dan tak sadar, faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua
informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat
mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul
seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan
konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa rintangan atau paksaan antara
alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi
mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat
banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut
sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan ciri-ciri di atas membawa
akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang kreatif. Kreativitas dan
spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk
menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
c) Menurut rogers manusia yang
rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa pada masa
kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara bagaimana kita
memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan
psikologis kita.
d) Positive Regard, suatu
kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk
mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan
yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,
cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia
menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
e) Self concept yang
berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak
memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap
suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah
lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa
kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak
bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi
diri.
f) Kasih sayang yang diterima anak
adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan conditional
positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya
pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu
perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
g) Syarat utama timbulnya
kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional
positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan
cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang
diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar
yang diinternalisasikan.
h) Unconditional positive regard
tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada;
tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa
dinasihati.
C. Erich Fromm
Fromm melihat kepribadian hanya
sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa
harus di definisikan menurut bagaimna baik nya masyarakat menyesuaikan diri
dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana
baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu
kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat. Faktor
kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan
manusia.
a) Suatu
masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan,
ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh
dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya
mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam
dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya
individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan
sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah
tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit
menghasilkan orang-orang yang sakit.
b) Fromm
melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian.
Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat
evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu
dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan
tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih
rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah
dari alam.
c) Dorongan
Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan, dan
seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan
psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang
sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
d) Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1. Hubungan
Fromm percaya bahwa pemuasan
kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat
penting untuk kesehatan psikologis. Ada beberapa cara untuk menemukan hubungan.
Beberapa cara adalah destruktif (tidak sehat), dan cara-cara lainnya
konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan
bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu
yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian,
tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar daripada
dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha untuk berhubungan
dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa orang-orang lain tunduk
kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia adalah melalui cinta.
Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan juga menimbulkan sesuatu perasaan
integritas dan individualitas. Fromm tidak mendefinisikan cinta semata-mata
dalam pengertian erotis, definisinya meliputi cinta orangtua terhadap anak,
cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas, solidaritas
dengan semua orang dan mencintai mereka.
2. Trasendensi
Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian, atau barang-barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan. Menciptakan ialah cara ideal atau
sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif yang tidak diterima oleh
manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya. Tetapi apa yang terjadi
apabila seseorang tidak mampu menjadi kreatif ? kebutuhan akan transendensi
harus dipuaskan apabila tidak dengan suatu cara yang sehat maka dengan suatu
cara yang tidak sehat. Fromm percaya bahwa jalan lain untuk kreativitas ialah
destruktivitas. Destruktivitas , misalnya kreativitas, merupakan suatu
keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah satu-satunya pilihan yang dimiliki
seseorang, yakni menciptakan atau membinasakannya, mencintai atau membenci,
tidak ada cara-cara lain untuk mencapai transendensi. Destruktivitas dan
kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi,
kreativitas merupakan potensi utama dan menyebabkan kesehatan psikologis.
3. Berakar
Cara yang ideal adalah membangun
suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, suatu perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
solidaritas dengan orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan untuk berakar,
untuk berkoneksi da berhubungan dengan dunia. Cara yang tidak sehat untuk
berakar ialah dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang masa kanak-kanak dengan
ibu. Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah sanggup meninggalkan
rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan ikatan-ikatan keibuan.
Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan anak-ibu dan memasukan
seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan ikatan-ikatan sumbang dalam
setiap tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi
cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia. Situasi ini tidak
membiarkan perhatian, pembagian, dan partisipasi penuh dengan dunia pada
umumnya yang merupakan suatu syarat untuk kesehatan psikologis. Seseorang yang
hanya mencintai beberapa orang, yang merasakan suatu perasaan persaudaraan
dengan suatu bagian kemanusiaan yang terbatas, tidak sanggup mengembangkan seluruh
potensi manusianya.
4. Perasaan identitas
Manusia juga membutuhkan suatu
perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas yang
menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasannya tentang dia,
siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah
individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu
tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan
yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil
memutuskan iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita.
Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri
mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka
tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas ditentukan
berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan
kualitas-kualitas diri. Dengan melekat pada norma-norma, nilai-nilai, dan
tingkah laku kelompok-kelompok itu, seseorang benar-benar menemukan semacam
identitas.
5. Kerangka orientasi
Dasar yang ideal untuk kerangka
orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realistis yang objektif tentang dunia. Yang
terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia (termasuk diri)
secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan tidak mengubahnya
dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan
orang sendiri. Fromm sangat mementingkan persepsi objektif tentang kenyataan.
Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan,
jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita dalam menanggulangi dunia
luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi kehidupan. Suatu
yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka orientasi adalah lewat
irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan subjektif tentang dunia,
peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman dilihat tidak menurut apa adanya
tetapi menurut apa yang diinginkan orang terhadapnya. Tentu saja, suatu
kerangka subjektif juga memberikan suatu gambaran dunia. Meskipun kerangka
subjektif mungkin merupakan khyalan tetapi tetap riil bagi individu yang
mempertahankannya.
o Kodrat
Manusia yang Sehat. Orang-orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dan berakar dengan dunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
o Fromm
menyebut kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu
menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia.
Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan
suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan,
renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang,
benda-benda, dan peristiwa-peristiwa didunia dan terhadap diri.
o Menjadi produktif
berarti orang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Kata “produktif” mungkin
menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata itu dalam pengertian
manghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-karya seni atau
ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh lebih luas daripada ini. Mungkin
berguna kalau memikirkan produktivitas itu sinonim dengan berfungsi sepenuhnya,
mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Orang-orang
sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan
menjadi semua menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas
mereka.
Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1) Cinta yang produktif,
Karena cinta yang produktif
menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan
pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian
memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan
membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung jawab
untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan kebutuhan-kebutuhan
mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima
individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk
menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita
harus memahami mereka siapa dan apa secara objektif.
2) Pikiran yang produktif,
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi
olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan
yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh
ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
3) Kebahagiaan,
Orang-orang yang produktif ialah
orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu perasaan kebahagian
merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”.
Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua
tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
4) Suara hati.
Suara hati otoriter adalah penguasa
dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu.
Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara kelompok lainnya yang
mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar
kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan
dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku
bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang
cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah
laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari
dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri
sendiri.
D. Abraham Maslow
Menurut Maslow, setiap individu
memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth). Dalam menjelaskan
kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa aman
3. Kebutuhan Kasih sayang
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Aktualisasi Diri
Ø Kepribadian
normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi. Organisasi
adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.
Ø Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang
dapat dipelajari dlam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang
tidak terdapat dalam bagian-bagian.
Ø Organisme
memiliki satu drive yang berkuasa, yaki aktualisasi diri (self actualization).
Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasi potensi inheren yang
dimilikinya pada ranah mana pun ynag terbuka baginya.
Ø Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi
organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
Ø Penelitian
yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian
ekstensif terhdap banyak orang mengenai fungsi piskologis yang diisolir.
Ø Kebutuhan
dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan kebutuhan dasar
mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.
Ø Kebutuhan
meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang lebih besar
untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia
panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
Ø Perbedaan
kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang lebih
rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan yang lebih
tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan
yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan kehidupan batin.
Ø Kebutuhan
yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks, maksudnya kepuasan pada kebutuhan
yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks
dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha memperoleh
aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya telah
dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang lebih rumit dan canggih dibanding
usaha mendapat makanan.
Ø Kebutuhan
fisiologis bersifat homeostatis maksudnya, yt : umumnya kebutuhan
fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik)
seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis
ini sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua kebutuhan lain ditinggalkan dan
orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Ø Kegagalan
memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama psikopatologi, karena
pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang
sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial,
tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik dengan orang lain.
Ciri” pribadi yang sehat menurut
Abraham maslow:
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati
objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti
terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran.
Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta
tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak
sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa
dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi
efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa
adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka
tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk
memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki
kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau
merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri
mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis
dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan
alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah
laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan
bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat
mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan
perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal
tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan
itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak,
mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja
aturan-aturan dan adapt-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh
hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh
orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi
pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta
tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah
bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri
mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok
untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan
untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu
memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan
mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang
paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan
apa.
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung
pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka
tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan
demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan
perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis
biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan
dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6. Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk
berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan
pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman
tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman
yang memuncak
Dimana orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang
hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang
mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua
pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang
ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi
pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan
minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki
perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia,
juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari
satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap
anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui
bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang
lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih
jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku
orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan
memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab
dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih
kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan
jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang
lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu
lain.
Meskipun orang- orang yang akrab
dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar
terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan
kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan
menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan,
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang
tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara
sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting
daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau
tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara
benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat
menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa
sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari
orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang
berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide
segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat
yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka
adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap,
suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang
total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi
diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-
pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu.
Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar
kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu
pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
E. Carl Gustav Jung
Dalam pendekatannya terhadap
kepribadian Jung menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan ketidaksadaran yang lebih
dalam dan tersembunyi bukan hanya pengalaman yang dikumpulkan manusia dalam
hidup, tetapi juga pengalaman-pengalaman yang telah dikumpulkan oleh semua
anggota spesies manusia dan nenek moyang binatangnya. Setiap manusia punya Persona
tetapi, persona bias menjadi bumerang dan berbahaya jika individu yakin dan
persona yang dipakainya itu adalah kodrat dirinya= tidak sehat.
a) Aspek psikis terdiri dari
beberapa komponen, ialah: alam bawah sadar personal, yaitu bentukan pengalaman
tertentu yang di represi. Dan, alam bawah sadar kolektif, yang isinya berupa
arketipe. Arketipe sendiri yang tipikal mencakup beberapa hal, diantaranya:
persona, shadow, anima-animus dan self.
b) Persona secara harafiah berarti
topeng.Berfungsi untuk merepresentasikan sisi kepribadian yang di tunjukkan
kepada dunia. Artinya, segenap tingkah-laku / ‘wajah’ yang kita hadapkan pada
dunia berdasar peran-peran tertentu yang diterima oleh lingkungan. Misal,
seorang psikolog musti mampu membaca kepribadian orang dan harus menjadi contoh
kepribadian yang sehat.
c) Shadow adalah arketipe kegelapan
dan represi yang merepresentasikan kualitas-kualitas yang tidak ingin kita akui
dan berusaha kita sembunyikan dari orang lain.. bahkan dari diri sendiri.
d) Anima adalah sisi feminin seorang
laki-laki, sedangkan animus adalah sisi maskulin dari seorang perempuan.
e) Self adalah: arketipe yang paling
sempurna. Individu yang sehat memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai
aspek tersebut hingga mencapai self: pribadi yang seutuhnya. Diri sejati.
f) Keseimbangan. Self adalah
representasi kepribadian yang ideal.
g) Ketahanan untuk mau mengakui sisi
buruk dan berjarak dengan persona yang kadangkala membuat kita ‘nyaman’ dan
‘aman’. Padahal, sungguh, apa yang kita kenal sebagai kepribadian kita hari ini
adalah bukan kepribadian sejati.
h) Mengenali aspek psikis adalah
langkah awal untuk mengenal diri yang sesungguhnya. mengenalinya tidak menjamin
kita memiliki daya kontrol terhadapnya. Bahasan Psikologi hanya sebatas pada
pengenalan dimensi psikis. Seorang Jung juga tidak bisa menjamin apakah kepribadian
kita sejati atau tidak. Kapasitas beliau hanya terbatas bagaimana seseorang
dapat terlepas dari represi dan beragam kompleks.
Pribadi yang Terindividuasi:
1. Menyadari segi-segi diri yang
diabaikan
2. Pengorbanan tujuan-tujuan
material dari masa remaja-dewasa untuk mencapai tujuan hidup.
3. Memahami impuls-impuls animalis
dan primitive
4. Memiliki integritas diri.
5. Penerimaan dan toleransi terhadap
kodrat manusia.
Menurut Jung, Manusia sehat adlah:
1. Memiliki integritas diri sebagai
pengungkapan diri.
2. Mampu menerima apa yang tidak
diketahui dan misterius.
3. Memiliki kepribadian yang
universal.
F. Victor Frankl
Menurut Frakl, pribadi sehat adalah
pribadi yang mampu menentukan makna hidup. Frankl menentang teori tntang
kondisi manusia yang ditentukan dari isntink biologis dan konflik masa lalu
melainkan tergantung dari kebebasan individu dalam menentukan pilihan.
a) Menurut Frankl, hakekat dari
eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
- Spiritualitas. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa.
- Kebebasan. Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
- Tanggung jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.”
b) Ada 3 cara yang dikemukakan oleh
logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
- Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
- Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
- Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
c) Frankl tidak menyajikan suatu
daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat. Akan tetapi, secara umum dapat
dikatakan orang-orang macam apakah mereka itu :
- Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri
- Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka
- Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
- Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka
- Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
- Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap
- Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
d) Ada beberapa sifat lain dari
kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya:
- Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang.
- Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang.
- Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz, D. (1991). Psikologi
Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya
: Kanisius
Hall, S. (1993). Teori-teori
Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius
Schultz, Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan. Yokyakarta : KANISUS
all S. Calvin, dan Gardner Lindzey.
1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.