13 Juli 2011

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

(dibuat sebagai pelengkap tugas matakuliah perkembagan individu)






OLEH
LIA KANJENG AIS
10110117

KELAS BK/2C
PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI B. LAMPUNG
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku J.P. Chaplin, 1979) psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase
perkembangan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik
perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan
pada fase remaja, serta problematika pacaran pada masa remaja.
untuk makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mandiri
yang diberikan oleh dosen mata kuliah psikologi perkembangan serta bertujuan untuk
memenuhi atau menjawab rasa penasaran yang begitu kuat untuk mengetahui lebih dalam
tentang remaja and pacaran.
2.Batasan Masalah

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang luas yang saling berkesinambungan antara
setiap fase-fase perkembangan agar masalah penelitian leih terfokus kepada tujuan
penelitian dan tidak terlalu luas, maka dengan ini penulis membatasi masalah penelitian
hanya pada ruang lingkup Remaja dan pacaran saja.
3.Identifikasi Masalah

Dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1.Pengertian psikologi perkembangan
2.Karakteristik perkembangan fase remaja
3.Pembahasan atau analisis data yang diperoleh tentang pacaran.
4.Metode Penelitian

Pada makalah ini penulis menggunakan metode deskripsi untuk menggambarkan masalah
penelitian. Adapun azas teknik pengumpulan data yang
dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1.         Penelitian lapangan, merupakan penelitian dengan cara melakukan penelitian langsung
ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari objek penelitian,
hal ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
tentang masalah penelitian.

2.         Penelitian kepustakaan atau library research yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti

3.         Metode analisa kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan cara menganalisa data dengan
menggunakan uraian-uraian angka atau kalimat yang berdasarkan teori disertai dengan
penjelasan dalam pemecahan masalah yang dapat melengkapi kesimpulan yang
diharapkan.





BAB II
LANDASAN TEORI

1.Pengertian Psikologi Perkembangan Dan Makna Remaja
a. pengertian psikologi perkembangan

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses
perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan
perilaku. ( J.P. Chaplin, 1979 ).

Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan
tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa
konsepsi sampai mati. ( Ross Vasta. dkk, 1992 ).

b.Makna remaja

Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan
dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta
kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).
Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk
menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang
merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa
dewasa. Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu
didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas
dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam
pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab
atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan apabila
melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa dimana
timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan
fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan
berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk
harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan
perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif,
kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang
mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang
kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut
Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b)
remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman
mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat
seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”,
frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang
cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa
(Lustin Pikunas, 1976).

2.Ciri-Ciri Masa Remaja
1.      Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke
peralihan masa dewasa.
Masa remaja sebagai periode perubahan.
2.      Masa remaja sebagai usia bermasalah.
3.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
4.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian
diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian
diri.
5.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
6.      Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong
kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan
perhatiannya terpusat pada dirinya.

3. Alasan-Alasan Yang Umum Untuk Berpacaran Selama Masa Remaja

1. Hiburan

Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya
mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya,
yaitu sikap baik hati dan menyenangkan

2. Sosialisasi

Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka
laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok
dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok

3. Status

Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap,
memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian
merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.
4.Masa Pacaran

Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh cinta dan berharap
serta merencanakan perkawinan, ia sendiri harus memikirkan Sungguh-sungguh masalah
keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.

5.Pemilihan Teman Hidup

Banyak remaja yang bermaksud cepat menikahi memandang kencan sebagai cara
percobaan atau usaha untuk teman mendapatkan hidup.
4.         Kebutuhan Remaja
1.Kebutuhan akan pengendalian diri
2.Kebutuhan akan kebebasan
3.Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
4.Kebutuhan akan penerimaan sosial
5.Kebutuhan akan penyesuaian diri
6.Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai social



5.      Berbagai konflik yang dialami oleh remaja
1.      Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan
merdeka
2.      Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan akan ketergantungan kepada
orang tua.
3.      Konflik antara kebutuhan seks dan kebutuhan agama serta nilai sosial.
4.      Konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika ia kecil dulu
dengan prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di lingkungannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5.      Konflik menghadapi masa depan.

6.      Tugas-tugas perkembangan remaja

William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :
a.       Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b.      Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai otoritas.
c.       Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan
teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
d.      Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e.       Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
f.        Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai.
Prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).
Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kenak-kanakan.


BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam ajaran Islam sesungguhnya istilah pacaran itu tidak ada, yang ada hanyalah istilah
ta’aruf yaitu perkenalan antara calon istri dan calon suami. Tetapi mungkin disebabkan
oleh semakin berkembangnya teknologi sehingga pergaulan semakin luas dan
berkembang sehingga banyak orang yang setuju dengan pacaran. Hal ini juga mungkin
disebabkan karena Indonesia bukan negara Islam, sehingga peraturan / hukum-hukum
islam di Indonesia tidak begitu kuat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti
di negara Islam lainnya seperti Arab Saudi. Serta tuntutan dan perkembangan zaman yang
membuat sistem /cara didik dan pergaulan pada zaman “Siti Nurbaya” tidak bisa
diterapkan lagi dalam kehidupan zaman sekarang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan cara membagikan angkat yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang masalah penelitian kepada 50 responden, dapat
disimpulkan bahwa :
1.      Sebagian besar responden menyatakan setuju hingga pacaran.
2.      Sebagian besar responden menyatakan pernah mempunyai pacar atau berpacaran.
3.      Sebagian besar responden menyatakan sedang tak mempunyai pacar saat ini (periode
2008).
4.      Sebagian besar responden menyatakan pertama kali mempunyai pacar pada usia < 17
tahun. Hal ini sangat beresiko sekali, karena umur <17 tahun adalah umur yang sangat
rentan dan labil terjerumus ke dalam hal-hal yang sifatnya negatif serta masih kurangnya
daya kontrol untuk mengontrol diri, emosi nafsunya.

B.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 50 responden, penulis menyadari
bahwa ada perbedaan prinsip hidup, penulis sangat menghargai kepada mahasiswa atau
responden yang menyatakan tak setuju hingga pacaran dan yang menyatakan setuju
hingga pacaran. Maka dengan ini, penulis ingin memberikan saran-saran kepada pembaca
yang mungkin bisa bermanfaat, diantaranya:
1.      Bagi responden mahasiswa yang menyatakan tak setuju hingga pacaran, dapat
melakukan ta’aruf kepada calon suami atau istri.
2.      Bagi responden atau mahasiswa yang menyatakan setuju hingga pacaran diharapkan
agar bisa menjaga kelancaran kuliahnya, jadikan pacaran sebagai motivasi atau
penyemangat untuk berprestasi dalam bidang pendidikan.
3.      Jadikan agama dan keimanan sebagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri dalam
berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas.
4.      Bagi mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri, kehormatan kesucian dan nama baik dirinya sendiri, keluarga, agama, almamater dan daerah asalnya serta bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar