Pengertian
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan
tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong
orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun
keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang
yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya
di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya
ciri-ciri ketuaan.
• Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi
menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai
tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh
tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua
(usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75
tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann)
dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa
lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga
kelompok yakni:
Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
Ciri-ciri dewasa akhir
Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor
fisik dan psikologis.
Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini
sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya
sebagai hukuman.
Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa
tua tidaklah menyenangkan.
Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap
orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah
melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang
berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif
tentang usia lanjut.
Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.
Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang
negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.
Tugas Perkembangan dewasa akhir
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari
tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang
positif (menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
DINAMIKA PERKEMBANGAN
Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan
fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan
biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran
tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap
kondisi psikologis.
Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada
usia dewasa akhir, diantanya adalah :
1. Daerah kepala
Hidung menjulur lemas
Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
Mata kelihatan pudar
Dagu berlipat dua atau tiga
Kulit berkerut/keriput dan kering
Rambut menipis dan menjadi putih
• Daerah Tubuh
Bahu membungkuk dan tampak mengecil
Perut membesar dan tampak membuncit
Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
Garis pinggang melebar
Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
Tangan menjadi kurus kering
Kaki membesar karena otot-otot mengendor
Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.
Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa
akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu
mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat
variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu
terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap
kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.
Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan
keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984).
Juru ketik tua biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun
mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya dengan juru ketika yang masih
muda.
Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka
masih muda dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi
lain menunjukkan bahwa ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah
karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para juru ketik itu
terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara
substansial; para juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan
keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah belajar untuk melihat jauh
ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk mengetik sama
cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan dan Pensiun
Pekerjaan
Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang
tetap bekerja purna waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20.
Penurunan yang terjadi dari tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70%
(Douvan, 1983).
Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut
adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta
lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun
1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu.
Pensiun
Pensiun merupakan ide yang relatif baru. Ide ini baru menampakkan
efeknya di banyak negara maju sepanjang abad kesembilan belas dan awal
abad dua puluh ketika harapan hidup meningkat. Di Amerika Serikat,
depresi ekonomi 1930 merupakan pendorong sistem pengamanna sosial, yang
bersama dengan perusahaan yang mensponsori rencana pensiun yang telah
dinegosiasi dengan serikat buruh- memungkinkan banyak pekerja lansia
yang pensiun dengan keamanan kondisi keuangan. Akhirnya, pensiun wajib
pada usia 65 tahun menjadi sesuatu yang hampir unversal.
Pilihan pensiun untuk para pekerja tua merupakan fenomena akhir abad 20
di Amerika Serikat. Sistem jaminan sosial, yang memberikan keuntungan
bagi para pekerja tua ketika mereka pensiun, diwujudkan pada thn 1953.
Rata-rata, para pekerja saat ini akan menikmati 10 sampai 15 persen dari
kehidupannya dalam masa pensiun.
Fase-Fase Pensiun
Seorang ahli gerontologi, Robert Atchley (1976), menggambarkan 7 fase
pensiun yang dilalui oleh orang-orang dewasa, sb:
• Fase Jauh (the remote phase)
• Fase dekat (the near phase)
• Fase bulan madu (the honey moon phase)
• Fase kekecewaan (the disenchantment phase)
• Fase re-orientasi (reorientation phase)
• Fase stabil (the stability phase)
• Fase akhir (the termination phase)
Lingkungan Sosial Orang Dewasa Lanjut
Salah satu teori sosial mengenai penuaan adalah teori pemisahan
(disengagement theory) menyatakan bahwa orang-orang dewasa lanjut secara
perlahan-lahan menarik diri dari masyarakat (Cumming & Henry,
1961).
Penghasilan
Orang usia lanjut yang miskin merupakan pusat perhatian khusus. Pada
tahun 1988, 3.482.000 orang usia 65 tahun dan di atasnya di AS
diklasifikasikan miskin oleh pemerintah federal.
Dapat dipahami bahwa orang lansia mengkhawatirkan pendapatan mereka.
Rata-rata pendapatannya hanya sekitar setengah dari apa yang mereka
dapatkan ketika masih bekerja secara penuh.
Pengaturan Tempat Tinggal
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam
institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing
home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal
sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah
janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti
kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika
hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt
ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak
keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan Psikis
Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental
merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir
sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada
usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus
menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang
tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit,
kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut
pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat
mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual
mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia
kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi
(Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi,
ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak
kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional,
keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin
sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang
masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin
sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan
perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan
untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan
tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri
dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan
memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah
bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga
religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf
kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
1.Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar
daripada orang yang religius.
2.Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat
dibandingkan yang non religius.
3.Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi
atau masalah hidup lainnya.
4.Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres
daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih
kecil.
5.Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat
terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.
Perkembangan Minat
Minat dalam diri sendiri: orang menjadi semakin dikuasai oleh diri
sendiri apabila semakin tua
Minat terhadap pakaian: minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh
mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan sosial
Minat terhadap uang: pensiun atau pengangguran mungkin akan menjalani
masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa
pendapatan samasekali.
Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering
dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan
Minat keagamaan, dalam hal ini beberapa penelitian menunjukkan bahwa
orang usia lanjut temyata tidak harus selalu semakin kuat kehidupan
keagamaannya. Disimpulkan bahwa kehidupan beragama ini akan sangat
ditentukan oleh bagaimana individu tersebut menjalankan kehidupan
beragama di masa sebelumnya
Minat untuk mati, beberapa pertanyaan sering kali banyak menghinggapi
pikiran para lanjut usia ini antara lain, kapan saya akan mati ?, apa
yang menyebabkan kematian saya nanti ?, apa yang bisa saya lakukan
terhadap kematian seperti yang saya inginkan ?, atau apakah saya
dibenarkan untuk bunuh diri ?, bagaimana saya dapat mati dengan cara
yang baik?.
Minat untuk makan sering kali sangat berkurang. Hal ini banyak
disebabkan karena masalah gigi, gusi dan sistem pencemaan. Sehingga ini
juga menyebabkan terjadinya ketegangan dengan mereka yang
mengurus/menyediakan makanan tersebut.
Perkembangan Kepribadian
Pertanyaan awal adalah…
Apakah kepribadian itu berubah pada saat kita tua?
Apakah kita memasuki tahapan baru dari perkembangan kepribadian?
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita akan merujuk kepada teori
psikoanalisa; Freud, Roger, dan Erikson
• Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2
narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250).
Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain.
Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
• Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam
ketidaksadaran (Santrock, 2002: 250).
Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang
yang sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali ke
alam sadar.
Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas,
sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran
• Erikson
Integritas Vesus Keputusasaan
Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari
delapan tahap siklus kehidupan.
Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali
apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya
dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada
masa tuanya, dan sebaliknya.
Bahaya Fisik dan Psikis Lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis.
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat
pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang,
kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat
memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1. Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
• Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam
hal ini dirinya ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama
orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
2. Bahaya Psikis Pada Lansia
• Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh:
misalnya mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar
lagi, karena anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga
sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental
mereka sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat
pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak
tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka
seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk
mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk
kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan
bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari
sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini
sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya
bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai
oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini,
mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap
mereka yang ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat
mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau menuntut perhatian
berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna
dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat
apatis.
Daftar Pustaka
Papalia,Diane E.,dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
F.J. Monks & A.M.P. Knoers, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Cet.XV; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2006.
Desmita, Psikologi Perkembangan. Cet.II; Bandung, Remaja Rosdakarya,
2006.
B. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.
Santrock,John W. 2007. Perkembangan Anak Edisi Kesembilan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Mukhlis & Hirmaningsih. 2010. Teori-Teori Psikologi Perkembangan.
Pekanbaru: Psikologi Press.
Psikologi Perkembangan Lansia, diakses pada tanggal 17 april 2011 pukul
22.06 wib dari
http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/
Tahap perkembangan pada usia dewasa, diakses pada tanggal 17 april 2011
pukul 22.14 wib dari
http://smpn2lem.blogspot.com/2011/02/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17277/4/Chapter%20II.pdf
Perkembangan pisik dan kognitif dewasa akhir, diakses pada tanggal 17
april 2011 pukul 22.46 wib dari
http://blog.uinmalang.ac.id/azzqie/2011/02/01/perkembangan-fisik-dan-kognitif-dewasa-akhir/
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar