Agket (self-administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang menjawab atau memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan.
Keuntungan Teknik Angket
|
Kerugian Teknik Angket
|
Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena
dapat dikirim melalui pos
|
Karena dikirim melalui pos, persentase pengembalian
angket relatif rendah
|
Biaya membuat angket relatif murah
|
Pertanyaan dalam angket dapat salah ditafsirkan dan
tidak ada kesempatan mendapatkan penjelasan
|
Tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden sendiri
|
Tidak dapat digunakan bagi responden yang kurang bisa
membaca dan menulis, atau memiliki tingkat pendidikan yang kurang
memadai
|
Pertanyaan Terbuka
|
Pertanyaan Tertutup
|
Jawaban tidak disediakan sehingga responden bebas
menulis jawaban sendiri sesuai pandangannya
|
Jawaban sudah disediakan, responden hanya memilih saja
|
Jawaban dari responden sangat bervariasi sehingga
sulit mengolahnya karena harus menggolongkan jawaban yang ada
|
Mudah mengolahnya karena jawaban tidak bervariasi
|
- Penggolongan hanya didasarkan pada satu prinsip (dimensi) sehingga seseorang tidak masuk ke lebih dari satu golongan
- Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan (mutually exclusive)
- Golongan yang dibuat harus menyeluruh (exhaustive), artinya tidak satupun yang tidak termasuk ke salah satu golongan.
- Pertanyaan harus jelas dan tidak meragukan
- Hindari pertanyaan atau pernyataan berganda
- Responden harus mampu menjawab
- Pertanyaan-pertanyaan harus relevan, artinya berkenaan dengan tujuan penelitian
- Pertanyaan atau pernyataan pendek adalah yang terbaik
- Hindari pertanyaan, pernyataan, atau istilah yang bias, termasuk tidak mengajukan pertanyaan yang sugestif
- Mulailah pertanyaan angket dengan pertanyaan yang menarik, tidak sensitif atau yang sangat pribadi. Untuk pertanyaan identitas diajukan terakhir
- Petunjuk pengisian harus jelas
B. WAWANCARA
Wawancara yang juga dikenal dengan interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam. Selain itu wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon. Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca atau menulis, termasuk anak-anak.
Keuntungan Wawancara
|
Kerugian Wawancara
|
Dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca
dan menulis
|
Membutuhkan biaya yang besar untuk perjalanan
pengumpul data
|
Pewawancara dapat segera menjelaskan jika ada
pertanyaan yang kurang dipahami
|
Hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih
kecil
|
Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden
dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah dan
gerak-gerik responden
|
Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden
|
- Penampilan fisik, termasuk cara berpakaian pewawancara. Penampilan yang baik akan menciptakan kesan yang baik di mata responden
- Sikap dan tingkah laku pewawancara. Sikap yang baik dan sopan akan menyenangkan responden
- Identitas. Pewawancara harus mengenalkan dirinya, bila perlu beserta kartu pengenal dan surat tugas
- Persiapan. Pewawancara harus menguasai apa saja yang akan ditanyakan pada responden
- Pewawancara harus bersikap netral, tidak mengarahkan jawaban responden. Bila pewawancara merasa kesulitan dalam menggolongkan jawaban responden, tanyakan kepada reponden kategori mana yang menurut responden paling sesuai untuk jawaban itu.
C. OBSERVASI
Observasi diartikan sebagai pengamatan dengan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan.
Keuntungan Observasi
|
Kerugian Observasi
|
Data yang diperoleh adalah data yang segar, artinya
diperoleh dari subjek saat terjadinya tingkah laku
|
Pengamat harus mengamati sampai tingkah laku yang
diharapkan terjadi. Jika dana yang tersedia cukup besar pengamat dapat
menggunakan video perekam
|
Keabsahan alat ukur dapat diketahui langsung
|
Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal
yang bersifat pribadi sukar diamati bahkan dapat membahayakan pengamat
|
1. Observasi partisipan (participant observation)
Pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti namun tetap waspada untuk mengamati kemunculan tingkah laku tertentu.
2. Observasi takpartisipan (nonparticipant observation)
Pengamat berada di luar subjek yang diamati
Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi dibedakan menjadi:
1. Observasi tak berstruktur
Pengamat tidak membawa catatan tentang tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati. Ia akan mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.
2. Observasi berstruktur
Pengamat memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati. Tingkah laku lainnya diabaikan.
D. STUDI DOKUMENTASI
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya.
Dokumen dapat dibedakan menjadi:
1. Dokumen primer
Dokumen ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah autobiografi
2. Dokumen sekunder
Peristiwa dilaporkan pada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini. Contohnya adalah biografi.
Sebagaimana metode historic, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik kritik internal maupun eksternal.
Keuntungan Studi Dokumentasi
|
Kerugian Studi Dokumentasi
|
Merupakan cara tepat untuk subjek penelitian yang
sukar atau sulit dijangkau
|
Karena dokumen yang dibuat bukan untuk keperluan
penelitian, data yang tersedia mungkin bias
|
Takreaktif. Data yang diperlukan tidak terpengaruh
oleh kehadiran peneliti atau pengumpul data
|
Catatan tentang orang ternama mungkin disimpan dengan
baik, tetapi catatan tentang orang biasa tidak selalu, bahkan tidak ada
(tersedia secara selektif)
|
Cara yang terbaik untuk kasus yang bersifat
longitudinal, khususnya yang menjangkau ke masa lalu
|
Karena dokumen ditulis bukan untuk penelitian, mungkin
data yang tersedia tidak lengkap / tidak tercatat pada dokumen
|
Teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang
lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil
|
Format dokumen dapat bermacam-macam sehingga bisa
mempersulit pengumpulan data dan sukar memberikan kode pada data
|
Soehartono, Irawan. Dr.. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar